BSIP BERKARYA: SAMPAIKAN PENGARUH KUALITAS LAHAN TERHADAP KEBERHASILAN BUDIDAYA PERTANIAN
BSIP BERKARYA: SAMPAIKAN PENGARUH KUALITAS LAHAN TERHADAP KEBERHASILAN BUDIDAYA PERTANIAN, KA BPSI TANAH DAN PUPUK HADIRI MSPP
Bogor (27/9/2024) BPSI Tanah dan Pupuk kembali ikut serta memberikan penyampaian informasi pada agenda Mentan Sapa Petani Penyuluh Pertanian (MSPP) yang dilaksanakan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. Acara dilaksanakan di penghujung September tepatnya 27 September 2024 secara daring yang diikuti sekitar 1000 peserta dari kalangan penyuluh, mahasiswa, dan petani. Pada kesempatan kali ini, acara dibuka oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian yang pada kesempatan kali ini diwakili oleh Penyuluh Pertanian Pusat Inang Sariyati S.Pt., M.M kemudian dilanjutkan penyampaian materi oleh Kepala Balai Pengujian Standar Instrumen Tanah dan Pupuk Dr. Ir. Ladiyani Retno Widowati, M.Sc.
Pada paparannya, Ladiyani menyampaikan bahwa terdapat beberapa permasalahan utama kesuburan tanah dan produktivitas lahan seperti: (1) pelandaian produktivitas padi, penurunan kualitas lahan kering yang disebabkan oleh penurunan C organik, hilangnya lapisan tanah yang subur, pemupukan yang tidak berimbang, penurunan efisiensi pemupukan; (2) penurunan kualitas lahan kering disebabkan rendahnya produktivitas tanaman di lahan non-intensif, lahan sub optimal, lahan kering. Sehingga diperlukan perbaikan kondisi tanah dan keseimbangan hara di dalam tanah.
Kesesuaian lahan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti faktor abiotik (curah hujan, intensitas sinar matahari, kondisi fisik tanah, kondisi kimia tanah) serta faktor biotik (populasi makro, meso, mikro fauna dan flora tanah). Sehingga diperlukan berbagai upaya untuk menjaga kualitas tanah agar tetap produktif sebagai media budidaya tanaman. Beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah dengan pengembalian seresah tanaman yang akan menjaga kelembapan tanah dan aplikasi pupuk organik. Keunggulan pupuk organik ini akan memperbaiki sifat fisik tanah, lahan kering menjadi lebih gembur, menstimulasi aktivitas mikroorganisme tanah yang memproduksi hormon pertumbuhan dan senyawa partikel tanah, sehingga kualitas tanaman yang dihasilkan juga akan lebih bagus dan tidak mudah terserang penyakit.
Acara kemudian dilanjutkan sesi diskusi dengan peserta yang sangat antusias. Melalui sesi sharing ini diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi langkah awal untuk memperbaiki kondisi lahan yang belum optimal, sehingga semakin banyak lagi lahan berkualitas yang dapat mendukung peningkatan produksi pertanian di Indonesia. (Mtm , AFS, M.Is).